09 Juni, 2009

Bahan Bakar Neraka Itu Dari Yang Kecil...

Ada seorang laki-laki renta bersama dengan seorang anak kecil. Ketika menyusuri sungai, lelaki renta ini menjumpai anak kecil yang sedang berwudhu sambil menangis. Ketika ditanya, "Nak mengapa engkau menangis?" Bocah itu menjawab, "Wahai kakek, ketika aku membaca Al-Qur'an aku temukan firman Allah : "Wahai orang-orang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya dari manusia dan batu..." (QS. At Tahrim : 6), maka timbullah ketakutanku apabila dilemparkan ke dalam api neraka."

Lelaki renta itu berkata, "Wahai anakku, janganlah kamu takut. Engkau tidak akan dicampakkan ke dalam neraka, sebab kamu masih belum baligh. Kamu belum layak dimasukkan ke dalam neraka." Anak itu menjawab, "Engkau 'kan orang yang berakal. Apakah engkau tidak tahu bahwa seseorang yang hendak menyalakan api, ia memasukkan terlebih dahulu kayu bakar yang kecil baru kemudian memasukkan kayu yang besar..."

Mendengar penuturan polos bocah kecil ini, menagislah kakek yang renta ini seraya berkata, "Sesungguhnya bocah kecil ini lebih ingat kampung akhirat daripada diriku. Dunia telah jauh menyeretku." (Al buka Al Mabrur)

Coba simak wahai saudaraku...
Bagaimana seorang bocah kecil bisa memahami makna lebih dalam daripada seorang kakek yang renta yang telah banyak makan asam garam? Kuncinya adalah kecerdasan iman, kebersihan hati dan kelurusan orientasi. Ia fokus pada akhirat, mampu memandang dengan ceramat, tak menyia-nyiakan apapun kecuai berusaha keras mengeksplorasi manfaat, karena Allah telah mendeklarasikan,

"Robbanaa maa kholaqta haadzaa baatila subhanaka faqiinaa 'adzaabannaar...
Ya Robb kami, tidak ada yang Engkau ciptakan dengan sia-sia. Maha suci Engkau ya Alllah, maka jauhkanlah kami dari api neraka."

Lalu bagaimanakah dengan diri kita? Apakah kita sudah merasa cukup dan berbangga hati dengan kondisi kita saat ini. Sudahkah kita mempersiapkan bekal kita untuk kembali pulang ke kampung akhirat nanti? Itu semua kita kembalikan kepada diri kita masing2...

Selamat berjuang wahai saudaraku...Selamat berjuang...dan Selamat 'tuk mempersiapkan bekal supaya kelak apabila t'lah tiba saatnya, kita siap tuk kembali kepada-Nya....

Sumber :
Zero to Hero, Solikhin Abu Izzudin, hal. 129-130

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Diisi Ya...!