25 Desember, 2010

Dongeng Sholat

Ada sebuah cerita, seorang manusia yang bertemu dengan setan di waktu subuh. Entah bagaimana awalnya, akhrnya mereka berdua sepakat mengikat tali persahabatan (lho kok bisa ya?).

Ketika waktu subuh berakhir, orang itu tidak juga mengrjakan sholat subuh. Maka setan pun sambil tersenyum berguman, "Org ini memang pantas mnjdi shbtku!"

Bgtu jg ketika wktu zuhur org ini tdk mngrjkan shlt, setan trsnyum lebar smbl membatin, "Rupanya inilah yg bakal mnjdi tmn sejatiku di neraka nti..!"

Ketika wktu ashar hmpr hbs, si temannya setan td dlht msh jg asik dg kgtnya. Setan mulai terdiam...

Kmdian ktka dtng wktunya maghrib, temannya setan itu trnyta tdk jg mngrjkn shlt mghrib. Maka setan nampak mulai gelisah, senyumnya sdh mulai brubah mnjdi kecut. Dr wjhnya nampak bhwa ia seolah2 sdng mengingat2 sesuatu.

Dan akhrnya ktka dlhtnya shbtnya itu tdk jg mengrjakan shlt isya, maka setan itu sngat panik. Ia rupanya tdk bs menahan diri lg. Dihampirinya shbtnya yg manusia itu smbl brkta dg pnh ketakutan, "Wahai sobat, aku trpaksa memutuskan prshbtn kita!"

Dg pnh keheranan manusia ini brtnya, "Knpa engkau ingkar janji? Bukankah br td pagi kita brjanji akan mnjdi shbat?"

"Aku takut!", jwb setan dg suara gemetar.

"Nenek moyangku saja dulu hanya sekali membangkang pd perintah-Nya, yaitu ktka menolak disuruh 'sujud' pd Adam, kmdian tlh dilaknat oleh-Nya. Aplgi engkau yg pd hr ini sj sdh kusaksikan tlh LIMA KALI membangkang untuk bersujud pada-Nya (TIDAK SHALAT 5 WAKTU). Tdk trbyngkan olehku bgmna besarnya murka Allah kpdmu..!", kata setan sambil pergi berlari.

<###>
"Apakah yg memasukkan kamu ke dlm Saqar (neraka Saqar)? Mrka mnjwb: 'Kami dulu tdk trmsuk org2 yg mngrjakan shalat." (Qs. Al-Muddatstsir: 42-43)

Semoga bermanfaat,
Insya Allah...

*Bunga Rampai
Jampang's Blog.

26 Desember, 2009

Jika Aku Jatuh Cinta



Ya Allah, jika aku jatuh cinta...
Cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya pada-Mu
Agar bertambah kekuatan ku untuk mencintai-Mu.

Ya Muhaimin, jika aku jatuh cinta...
Jagalah cintaku padanya agar tidak melebihi cintaku pada-Mu.

Ya Allah, jika aku jatuh hati...
Izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut pada-Mu
Agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta semu.

Ya Rabbana, jika aku jatuh hati...
Jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling pada hati-Mu.

Ya Rabbul Izzati, jika aku rindu...
Rindukanlah aku pada seseorang yang merindui syahid di jalan-Mu.

Ya Allah, jika aku rindu lagi...
Jagalah rinduku padanya agar tidak lalai aku merindukan syurga-Mu.

Ya Allah, jika aku menikmati cinta kekasih-Mu...
Janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya bermunajat di sepertiga malam terakhirmu.

Ya Allah, jika aku jatuh hati pada kekasih-Mu...
Jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh dalam perjalanan panjang menyeru manusia kepada-Mu.

Ya Allah, jika Kau halalkan aku merindui kekasih-Mu...
Jangan biarkan aku melampaui batas
Sehingga melupakan aku pada cinta hakiki dan rindu abadi hanya kepada-Mu.

Ya Allah Engaku mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu, telah berjumpa pada taat pada-Mu, telah bersatu dalam dakwah pada-MU, telah berpadu dalam membela syariat-Mu.

Kokohkanlah ya Allah ikatannya...

Kekalkanlah cintanya...

Tunjukilah jalan-jalannya...

Penuhilah hati-hati ini dengan nur-Mu yang tiada pernah pudar...

Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal di jalan-Mu...

Amin...

19 Desember, 2009

Kebaikan si Fasik




Ada seorang pria dari Kota Basrah, yang dikenal sebagai orang fasik, meninggal dunia. Tak ada seorang pun yang mau mengurus jenazahnya. Istrinya lalu membayar dua orang untuk memikul jenazahnya ke masjid untuk dishalati. Namun, tak seorang pun mau menshalati.

Akhirnya, sang istri membawanya ke padang luas untuk dikebumikan. Di tempat itu, ada seorang ahli zuhud yang tinggal di gunung. Ia tampak sedang menunggu kedatangan jenazah suaminya. Tersebarlah berita, si zuhud turun gunung untuk menshalati si fulan, hingga mereka keluar dan ikut menshalatinya.

Seusai shalat, penduduk heran, mengapa si zuhud mau menshalati? “Aku mendengar dalam mimpiku, agar aku menshalati si fulan, karena ia diampuni Allah,” jawab si zuhud. “Bagaimana perilaku jenazah semasa hidupnya?” tanya dia kemudian pada sitri jenazah. “Orang mengenal suamiku sebagai ahli maksiat dan sering mabuk.”
“Teliti kembali, apakah dia memiliki kebaikan-kebaikan?”
“Ya, tiga hal: Pertama, bila sadar dari mabuknya di waktu subuh, ia segera mengganti pakaian, berwudhu dan ikut shalat subuh berjamaah. Kedua, di rumah tak pernah sepi dari satu atau dua anak yatim, ia selalu mencarinya. Ketiga, ia pernah sadar dari mabuknya di malam hari, kemudian menangis dan berkata, “Ya Tuhanku, letak neraka Jahannam mana yang kau kehendaki untuk meletakkkan orang terkutuk ini?!” jawab wanita itu tentang suaminya.

Kemudian semua orang yang ada disekitar itu tertegun mendengar penjelasan yang disampaikan oleh istrinya tentang suaminya.

http://hudzaifah.org/Article514.phtml

==============================================================================

Subahanllah, tenyata dalam pandangan Allah kita semua sama. Yang membedakan hanyalah dari kualitas ketakwaan dan amal kebaikan yang kita lakukan selama ini.
Smoga kita semua selalu dipandang mulia di hadapan Allah SWT, karena pandangan manusia bisa saja menipu.
Kalau kita dipandang baik oleh manusia belum tentu Allah juga memandang baik diri kita. Begitu juga sebaliknya.
Karena, apa yang menurut pandangan kita itu baik, belum tentu menurut pandangan Allah itu baik, mungkin bisa saja sebaliknya. Seperti kisah yang telah diterangkan di atas.
Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari kisah di atas.

“Ya Allah, ya Tuhanku, hamba penuh dosa, berlumurkan noda dan khilaf pada-Mu. Ampuni dosaku dan bimbinglah diriku menuju jalan keridhoan-Mu, ya Allah…”

26 September, 2009

Nikmati Perbedaan!

Ditulis oleh: Anne Ahira untuk kita semua!

Perbedaan adalah anugrah dari Yang Maha Kuasa.

Lihatlah sekeliling kita, indahnya warna-warni bunga, warna-warni satwa, dan segala keragaman lain yang menghiasi dunia. Bayangkan kalau kita hanya mengenal warna hitam saja! Alangkah gelapnya dunia ini! :-)

Tanpa adanya perbedaan dan warna-warni, kita tidak akan merasakan hidup semeriah dan seindah sekarang ini, betul?! :-)

Begitu pun dengan kehidupan, setiap insan selalu berhadapan dengan segala macam perbedaan dan warna-warni kehidupan. Tapi sayang, tidak semua orang mampu melihat perbedaan sebagai kekayaan. Banyak orang merasa tersiksa karena perbedaan alias mereka tidak mampu menikmatinya.

Berbagai bentuk kejahatan dimulai hanya karena perbedaan. Entah itu perbedaan warna kulit, agama, suku bangsa, prinsip, atau sekadar pendapat.

Sebenarnya, perbedaan bukanlah sesuatu yang bisa dihindari. Setiap orang lahir dengan perbedaan dan keunikannya masing-masing. Mulai dari perbedaan fisik, pola pikir, kesenangan, dan lain-lain.

Tidaklah mungkin segala sesuatu hal sama. Bahkan kesamaan pun sebenarnya tidak selalu menguntungkan.

Coba bayangkan, seandainya semua orang memiliki kemampuan memimpin, lantas siapa yang mau dipimpin? Kalau semua orang menjadi orang tua, siapa yang mau jadi anak? Siapa juga yang akan menerima sedekah, jika semua orang ditakdirkan kaya?

Perbedaan ada bukan untuk dijadikan alat perpecahan. Banyak hal positif yang bisa kita peroleh dengan perbedaan. Namun, tentu saja semua itu harus bersyarat. Nah, syarat apa saja yang harus dipenuhi?

Berikut di antaranya...

1. Cara pandang kita terhadap perbedaan.
Berpikirlah positif dengan mensyukuri adanya perbedaan. Anggaplah perbedaan sebagai kekayaan. Cara pandang yang benar akan melahirkan sikap yang tepat. Ada baiknya kita mencari persamaan terlebih dahulu, sebelum mencari perbedaan.

2. Kelola perbedaan sebaik mungkin.
Musyawarah untuk mencapai kesepakatan adalah jalan yang tepat untuk mengelola perbedaan. Berlatihlah untuk menghargai, menerima, menjalankan dan bertanggungjawab terhadap keputusan bersama, meski berlawanan dengan ide awal kita.

3. Selalu posisikan segala sesuatu pada tempatnya.
Saat bekerja sama dengan orang lain, salurkan potensi, karakter, minat yang berbeda-beda pada posisi 'yang tepat'. Cara ini akan mendorong tercapainya tujuan bersama dan mendukung pengembangan potensi masing-masing individu.

4. Jangan pernah meremehkan orang lain.
Apapun dan bagaimana pun kondisi atau pendapat orang lain, perlakukan mereka selayaknya diri kita ingin diperlakukan. Anggaplah semua orang penting. Mereka memiliki peran tersendiri, yg bisa jadi tidak bisa digantikan oleh orang lain.

5. Jangan menonjolkan diri atau sombong.
Merasa diri paling penting dan lebih baik daripada orang lain *tidak akan* menambah nilai lebih bagi kita. Toh kita tidak bisa hidup tanpa orang lain. Jadilah beton dalam bangunan. Meski tidak nampak, namun sesungguhnya ialah yang menjadi penyangga kokohnya sebuah bangunan. :-)

6. Cari sumber informasi yang terjamin kebenarannya.
Perbedaan bisa muncul karena informasi yang salah. Oleh sebab itu, pastikan sumber informasi kita bisa terjamin dan dapat dipercaya kebenarannya. Lebih bagus lagi jika disertai bukti yang mendukung.

7. Koreksi diri sendiri sebelum menyalahkan orang lain.
Menyalahkan orang lain terus menerus tidak akan banyak membantu kita. Bisa jadi kesalahan sebenarnya terletak pada diri kita. Karenanya, koreksi diri sendiri terlebih dahulu merupakan langkah yang paling bijaksana.

So, berhentilah menyesalkan perbedaan. Karena jika tidak, kita akan kehilangan sumber kebahagiaan! :-)

Sukses selalu untuk Kita semua! ^_^

http://www.AsianBrain.com

28 Agustus, 2009

10 hal yang mendatangkan cinta Allah

Semoga kita senantiasa mendapatkan kecintaan Allah, itulah yang seharusnya dicari setiap hamba dalam setiap detak jantung dan setiap nafasnya.


Alhamdulillah wa shalaatu wa salaamu ‘ala Rosulillah wa ‘ala alihi wa shohbihi wa man tabi’ahum bi ihsaanin ilaa yaumid diin.

Saudaraku, sungguh setiap orang pasti ingin mendapatkan kecintaan Allah. Lalu bagaimanakah cara cara untuk mendapatkan kecintaan tersebut. Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan beberapa hal untuk mendapatkan maksud tadi dalam kitab beliau Madarijus Salikin.

Pertama, membaca Al Qur’an dengan merenungi dan memahami maknanya. Hal ini bisa dilakukan sebagaimana seseorang memahami sebuah buku yaitu dia menghafal dan harus mendapat penjelasan terhadap isi buku tersebut. Ini semua dilakukan untuk memahami apa yang dimaksudkan oleh si penulis buku. [Maka begitu pula yang dapat dilakukan terhadap Al Qur’an, pen]

Kedua, mendekatkan diri kepada Allah dengan mengerjakan ibadah yang sunnah, setelah mengerjakan ibadah yang wajib. Dengan inilah seseorang akan mencapai tingkat yang lebih mulia yaitu menjadi orang yang mendapatkan kecintaan Allah dan bukan hanya sekedar menjadi seorang pecinta.

Ketiga, terus-menerus mengingat Allah dalam setiap keadaan, baik dengan hati dan lisan atau dengan amalan dan keadaan dirinya. Ingatlah, kecintaan pada Allah akan diperoleh sekadar dengan keadaan dzikir kepada-Nya.

Keempat, lebih mendahulukan kecintaan pada Allah daripada kecintaan pada dirinya sendiri ketika dia dikuasai hawa nafsunya. Begitu pula dia selalu ingin meningkatkan kecintaan kepada-Nya, walaupun harus menempuh berbagai kesulitan.

Kelima, merenungi, memperhatikan dan mengenal kebesaran nama dan sifat Allah. Begitu pula hatinya selalu berusaha memikirkan nama dan sifat Allah tersebut berulang kali. Barangsiapa mengenal Allah dengan benar melalui nama, sifat dan perbuatan-Nya, maka dia pasti mencintai Allah. Oleh karena itu, mu’athilah, fir’auniyah, jahmiyah (yang kesemuanya keliru dalam memahami nama dan sifat Allah), jalan mereka dalam mengenal Allah telah terputus (karena mereka menolak nama dan sifat Allah tersebut).

Keenam, memperhatikan kebaikan, nikmat dan karunia Allah yang telah Dia berikan kepada kita, baik nikmat lahir maupun batin. Inilah faktor yang mendorong untuk mencintai-Nya.

Ketujuh, -inilah yang begitu istimewa- yaitu menghadirkan hati secara keseluruhan tatkala melakukan ketaatan kepada Allah dengan merenungkan makna yang terkandung di dalamnya.

Kedelapan, menyendiri dengan Allah di saat Allah turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang terakhir untuk beribadah dan bermunajat kepada-Nya serta membaca kalam-Nya (Al Qur’an). Kemudian mengakhirinya dengan istighfar dan taubat kepada-Nya.

Kesembilan, duduk bersama orang-orang yang mencintai Allah dan bersama para shidiqin. Kemudian memetik perkataan mereka yang seperti buah yang begitu nikmat. Kemudian dia pun tidaklah mengeluarkan kata-kata kecuali apabila jelas maslahatnya dan diketahui bahwa dengan perkataan tersebut akan menambah kemanfaatan baginya dan juga bagi orang lain.

Kesepuluh, menjauhi segala sebab yang dapat mengahalangi antara dirinya dan Allah Ta’ala.

Semoga kita senantiasa mendapatkan kecintaan Allah, itulah yang seharusnya dicari setiap hamba dalam setiap detak jantung dan setiap nafasnya. Ibnul Qayyim mengatakan bahwa kunci untuk mendapatkan itu semua adalah dengan mempersiapkan jiwa (hati) dan membuka mata hati.

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shallalahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

Sumber: Madaarijus Saalikin, 3/ 16-17, Ibnu Qayyim Al Jauziyah, terbitan Darul Hadits Al Qohiroh

***
Selesai disusun selepas shalat shubuh, 6 Jumadits Tsani 1430 H, di rumah mertua tercinta, Panggang-Gunung Kidul

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel http://rumaysho.com