24 Juli, 2009

Penyakit Hati

Renungan Ayat
Mencela seorang muslim itu perbuatan fasiq sedangkan memeranginya adalah perbuatan kufur.(HR.Bukhari dan Muslim)

Janganlah kamu sibuk mencari keburukan orang lain, justru kamu lalai (meneliti) keburukan pada dirimu, sesungguhnya itu dua keburukan.” (Al-Qahthani)

Amrodhul Qulub: Penyakit-penyakit yang berjangkit dalam hati atau jiwa

Apa Itu Ghibah?
Apa itu Ghibah (gossip/nerumpi/mengunjing)? Yaitu, membicarakan keadaan seseorang yang sekiranya keburukan itu sampai ke telinga orang yang dibicarakannya, ia tidak suka. Meskipun yang berghibah itu tidak bermaksud memburukannya. Baik tentang jasmaninya, agamanya, kekayaannya, hatinya, akhlaknya, bentuk lahiriyahnya dan sebagainya. Caranya-pun bermacam-macam, di antaranya membeberkan aib (keburukan/cacat/kekurangan), menirukan gerak tertentu dari orang yang dijelekan dengan maksud mengolok-ngolok dsb
Jadi yang disebut ghibah/ngerumpi/ngegosip adalah obrolan yang menyangkut diri seseorang, dan obrolan itu jika di dengar oleh orang yang bersangkutan ia marah atau tersinggung. Jadi bisa jadi obrolan ini dianggap biasa-biasa saja saja tanpa maksud apa-apa , tapi orang itu bisa jadi marah!!
Ghibah pun bukan berarti benar atau tidaknya apa yang dibicarakan tapi menyangkut buruknya mulut. Artinya meskipun yang diucapkan itu fakta sebenarnya tapi dengan cara membeberkannya kepada orang lain itulah ghibah. Yang seharusnya aib atau cacat saudara kita itu harus kita sembunyikan karena ada rasa sayang dalam hati. ASeperti halnya orang tua yang selalu menyembunyikan aib anaknya atau sebaliknya, ataupun suami istri yang selalu menjaga rahasia keburukan masing-masing.

Apa dosa Ghibah?
Ghîbah adalah haram hukumnya dan jelas sekali dalilnya baik yang terdapat dalam Al-Qur’an, hadist Nabi dan kesepakatan kaum muslimin sendiri. Allah Swt berfirman:

“Allah tidak menyukai ucapan buruk (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui..” (QS. An-Nisa: 148)

“Celakaanlah bagi pengumpat dan pencela.” (QS. Al-Hujurat:12)

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawaban.”(QS. Al-Isra: 17)

Dalam hadist Nabi saw disebutkan:

“Wahai orang yang beriman dengan lisannya yang belum sampai ke dalam hatinya, janganlah kalian mengganggu kaum muslimin, janganlah kalian menjelek-jelekkannya, janganlah kalian mencari-cari aibnya. Barang siapa yang mencari-cari aib saudaranya sesama muslim niscaya Allah akan mencari aibnya. Barang siapa yang Allah cari keburukannya, niscaya Allah akan membeberkan rahasianya meskipun di rumahnya sendiri.” (H.R. Tirmidzi dan lainnya)

Dan masih banyak dalil yang menunjukan bahwa ghibah ini sangat terlarang. Setidaknya yang harus kita waspadai bahwa pahala yang telah susah payah kita tabung selama ini, akhirnya berpindah ke orang yang kita bicarakan. Akhirnya tabungan kita selama ini ludes tidak tersisa alias bangkrut.

Beberapa Sebab Yang Dapat Menimbulkan Ghîbah

# Meluapkan kemarahannya atau kebencian kepada seseorang

# Memandang dirinya jauh lebih baik dari orang lain (sombong)

# Sering berkumpul dengan kalangan tukang gosip

# Keheranan melihat perbuatan dosa yang dilakukan orang lain

# Bermaksud menghina orang lain

# Sebagai pemberitahuan bahwa seseorang telah melakukan dosa

# Hasud dan menunjukan rasa sayang dan kerendahan hatinya di hadapan orang-orang seperti mengatakan,” Sedih sekali melihat kemiskinan orang itu.”

# Karena lelucon, guyonan, senda gurau, menceritakan kejadian lucu yang terjadi pada seseorang dengan menceritakan keburukan orang itu agar pendengar tertawa atau tersenyum mendengarnya

# Menghapuskan prasangka buruk orang yang ditujukan pada dirinya


Apa Yang Paling Berbahaya?
Orang yang tidak pernah shalat, tidak mau belajar Islam, tidak mau taubat, tidak menyesal dengan dosa, sudah tidak tahu lagi mana yang benar, dosa menjadi hobinya sehari-hari, sering datang ke Paranormal, percaya ramalan-ramalan, yah mau gimana ! Pastinya sudah tidak aneh lagi kalau berghibah.
Cuman yang berbahaya adalah ketika kita tidak menyadari telah ber-ghibah meskipun ucapan/obrolan ini dalam koridor ketaatan atau ibadah. Seakan-akan ada kebenaran untuk menceritakan orang atau untuk menunjukan bagi yang mendengarnya bahwa ia seorang yang taat atau sangat Islami.

Beberapa contoh:

# Aduh, kenapa yah dekat ke masjid tapi nggak pernah ke masjid? (ucapan ini diucapkan oleh orang yang sering berjamaah di masjid)

# Duh kasian yah, tuh di TV banyak sekali tanyangan infotaiment…wah jadi nggak halal tu kerjaanya…habis ngomongin orang melulu

# Ketika mendengar seruan untuk selalu membaca Al-Qur’an..Duh kasian banget orang yang nggak pernah ngaji..mau dibawa kemana hidupnya!

# Mana sih pemimpin yang taat dan Islami itu..mau dibawa ke mana bangsa ini!!

# Sekarang ini sudah banyak dajjal…seharusnya orang-orang itu kembali donk ke agama!!
Memang sekarang tuh dah banyak Thagut (kejahatan/keburukan) banyak orang tua yang nggak ngedidik anak-anaknya dengan agama siiihh..!!!

# Saya berterima kasih pada ustadz..agar mereka yang selalu tenggelam di dunia segera sadar dan kembali kepada jalan Allah..!!!

# Sayang sekali yah..Kalau orang Islam di Indonesia itu mau zakat dan sedekah pasti nggak akan ada kemiskinan deh…

# Banyak tuh yang shalat tapi tetap aja belum sadar…!

# Wah keluarganya nggak tahu agama sihh…

# Wah ceramahnya kepanjangan….nggak jelas apa isinya..Coba kalau gini gitu…!


Membuka Peluang Dosa Lain
Setelah ghibah, dipastikan akan timbul suu zhan (buruk sangka) setelah itu timbul hasud, kemudian pasti akan terjangkit namimah. Setelah itu timbul penyakit hati lainnya.
Jadi enaknya begini, kalau kita mendengar ceramah agama, pengajian, atau apapun, jangan melihat keadaan orang lain. Tunjukanlah bahwa nasihat atau anjuran itu untuk kita sendiri. Ketika kita mendengar ceramah untuk selalu belajar Al-Qur’an, dan selalu membacanya, merenungkan artinya, tadabbur, berusaha belajar ilmu Al-Qur’an, langsung katakan pada diri sendiri:
“Ya Allah, aku bertaubat, selama ini aku lalai, aku lupa akan Al-Qur’an yang pastinya menjadi pelita dalam dunia akhiratku. Sedangkan orang lain sudah banyak yang mengerti Qur’an sedangkan aku baru sadar sekarang”
Hati menjadi enakan! Pasti dia akan sedih melihat dirinya, pastinya juga dia kan berusaha terus belajar dan belajar Al-Qur’an. Pastilah dia akan bertaubat, dia akan berusaha menjadi lebih baik lagi dari yang kemarin. Dan pastinya dia akan besyukur,
“Ya Allah, Alhamdulilah, Kau telah membuka hatiku untuk belajar Al-Qur’an.”

Berfikirlah ikir Dulu Sebelum Berkata Atau Menulis
“ Iya tuh banyak banget orang yang sudah lupa Al-Qur’an.” atau kata seperti ini
“Gimana tuh di TV banyak ngegosip!! Gimana hukumnya??
Coba kita renungkan, apa bermanfaat atau mendatangkan pahala bicara seperti ini? Apa dengan tiba-tiba Allah kirim SMS bahwa kita mendapat pahala karena bicara seperti ini? yang menunjukan kita lebih unggul dan lebih taat? dengan anggapa orang lain sudah lupa pada Al-Qur’an atau banyak orang senang nonton gosip? Ternyata dengan begitu kita telah terjatuh dalam ghibah dan sekaligus suuz zhan.
Mungkin saja yang kita anggap sudah lupa Al-Qur’an itu ternyata sudah hafal Al-Qur’an…mau bagaimana kita?

Kesimpulan
# Jangan pedulikan urusan orang lain dan urus dan cari aib diri sendiri dan pasti kita akan sibuk dan bahkan tidak ingat akan aib orang lain

# Berbaik sangka terhadap prilaku orang lain, salah satu timbulnya ghibah karena ada anggapan buruk terhadap kehidupan orang lain

# Carilah ilmu Islam, kajilah tentang penyakit hati dan hal ini sama pentingnya seperti ibadah, belajar Islam dan ketaatan lainnya

# Jangan pernah terpikir di akal dengan banyak pertanyaan: Kalau orang ini gimana, kalau orang yang gitu gimana??? Cari dan cari saja kelemahan, aib dan cacat pribadi

# Kita tidak akan pernah tahu bagaimana hati orang Islam, jadi jangan sampai berprasangka apapun karena pastinya salah

# Jangan menjustifikasi bahwa kata kita adalah nasihat atau saling berwasiat dalam kebaikan/Tawasau Bil Haq ataupun berdalih dengan dalil: Sampaikan walaupun hanya satu ayat. Tapi ternyata ucapanya hanya ghibah, celaan dan ejekan, bahkan mempermalukan/membuka cacat orang lain. Kalau begitu syiar agama adalah alat yang dipakai untuk melakukan dosa dan maksiat kepada Allah.

# Kalau tidak tahu apa ini berbuah pahala atau tidak maka lebih baik diam, tidak berkata apa-apa dan jangan menulis apapun. Bukankah berdoa akan lebih baik??

# Pilih apa yang terkandung dalam ucapan kita: ghibah? Namimah? Suus zhan? Takabur? Tajasus? Dan lainnya. Jika tidak terkandung seperti itu, maka kita siap memberi nasihat yang baik dan manfaat

Aku Tidak Akan MelupakanMu

Renungan Ayat dan Hadist

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan carilah wasilah (jalan) yang mendekatkan diri kepada Nya. Supaya kamu mendapat keuntungan.” (QS. Al-Maidah: 35)

Dari Abu al-Abbas Abdullah bin Abbas ra, beliau berkata, “Satu saat saya berada dibelakang nabi Saw, kemudian beliau Saw berkata, “Wahai ananda, aku ajarkan kepadamu pelajaran,(yaitu) Jagalah Allah, niscaya dia akan menjagamu, jagalah Allah niscaya Dia akan selalu berada dihadapanmu. Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah, jika kamu memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah. Ketahuilah sesungguhnya jika satu umat berkumpul untuk meminta manfaat sesuatu kepadamu, mereka tidak akan dapat memberikan manfaat sedikitpun kecuali apa yang telah Allah tetapkan bagimu, dan jika mereka berkumpul untuk mencelakakanmu, niscaya mereka tidak akan mencelakakanmu kecuali musibah yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena telah diangkat dan lembaran telah kering.”
(HR. Tirmudzi dan dia berkata haditsnya hasan sahih.

Mendekat Pada Allah Karena Kesulitan Hidup
Musibah, kesedihan, nestapa , dosa besar, dan berbagai kesulitan dan kekecewaan hidup ternyata sering mendorong seseorang untuk lebih dekat kepada Allah Swt. Lantas, Apakah salah kalau ada kesulitan kita mulai mendekat kepada Allah?? Tidak bahkan memang itu yang seharusnya kita lakukan. Karena kemana lagi kita meminta pertolongan selain kepada Allah.
Tapi mungkin sekali kita harus sabar menunggu kalau mau kesulitan kita diganti dengan kebahagiaan oleh Allah ? Emang kenapa? Yah tentunya kita harus banyak muhasabah (mengoreksi diri), mengingat dosa yang telah dilakukan dan sebagainya. Termasuk diantaranya ketika senang atau bahagia, kita lupa atau memang malas mengingat Allah. Seperti lupa bersyukur kalau ada bahagia, lupa ngasih sama anak yatim, lupa dengan tetangga yang miskin, pura-pura lupa kalau ada uang kita harus bersedekah dan lainnya. Memang biasanya kondisi seseorang yang dalam keadaan senang dan bahagia sulit sekali berdekatan dengan Allah.

Ketika Bahagia Dekat Dengan Allah
Hadist diatas menunjukan, ternyata menjaga hubungan dengan Allah dikala senang dan bahagia adalah kunci semua persoalan atau kekecewaan hidup, Insya Allah teratasi. Atau dengan kata lain sedia payung sebelum hujan, banyak mendekat dengan Allah di masa bahagia sebelum datang kesulitan atau kekecewaan hidup. Dan pastinya orang yang selalu dekat dengan Allah di kala bahagia seperti seseorang yang kondisi keuangannya baik, ia rajin pula berjamaah di masjid, ketika ia dapat proyek besar, ia langsung bersedekah sebagian kecil hasil dari proyeknya untuk kesejahtaraan anak yatim. Para janda, kepentingan dakwah, renovasi masjid dan lainnya. Ataupun ketika sehat, ia tidak pernah berhenti belajar ilmu agama, meskipun ia termasuk dari kalangan orang mampu misalnya. Dengan BMW nya, minimal 3 kali seminggu dia putar-putar di ibukota mendatangi majelis taklim, belajar Qur’an, belajar hadist, atau bahkan belajar nahwu shorof. Di akal sehatpun kita pasti tercegang sekaligus senang melihat seseorang seperti ini dengan semua yang dimilikinya yang digunakan untuk mendekat kepada Allah. Mungkin tanpa sengaja bibir akan berkata lirih: ..”Hmm anak soleh. Dah kaya bagus lagi agamanya.”

Masa Muda, Dipakai Taat Lagi
Coba perhatikan hadist diatas, nasihat itu diberikan Nabi Saw kepada Ibnu Abbas. Ibnu Abbas itu masih berusia 13 tahun ketika Rasulullah wafat. Jadi kira-kira pemmberian nasehat ketika Ibnu Abbas dibawah usia 13 tahun. Pastilah ada pertanyaan dalam batin:
,” Kenapa nasihat itu nggak dikasih ama yang dah tua? Bukankah orang yang dah dewasa itu dah banyak masalah? Kok malah dikasih tahu ke anak kecil?? Anak kecil umur segitu kan biasanya masih senang bermain??
Nah inilah kuncinya, seakan-akan Nabi wanti-wanti baik pada generasi muda ataupun pada orang tua, agar mempersiapkan diri, agar diarahkan selalu dekat dengan Allah. Sebelum datang dimana semua persoalan hidup akan datang menghadang.
Apakah berdekatan dengan Allah itu di kala bahagia atau di kala muda, akan membuat persoalan atau kekecewaan hidup itu hilang??
Bukan begitu, karena setiap orang antara susah senang pasti ada. Namun solusi penyelesain pastilah Allah akan berikan, manakala orang itu sebelumnya, ketika bahagia, ketika senang, atau bahkan di kala muda sudah dekat dengan Allah.
Coba saja misalnya seseorang yang akan meminta bantuan kepada seseorang, bukankah orang itu akan langsung memberi bantuan manakala ia mengenal betul yang memintanya?

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan carilah wasilah (jalan) yang mendekatkan diri kepada Nya. Supaya kamu mendapat keuntungan.” (QS. Al-Maidah: 35)

Dengan semua kesulitan yang kita jalani untuk mendekat kepada Allah, baik dengan cara mencari ilmu agama, membahagiakan anak yatim, membantu dakwah dan lainnya, tentulah Allah akan mengingat orang itu dikala sedih dan nestapa.

Ayo teman kita mulai mendekat dan lebih dekat lagi dengan Allah Swt.
Yuk kita tulis aja di comment dengan doa dan harapan.

Semoga bermanfaat

09 Juli, 2009

Muhammad Saw Sebagai Pedagang

Muhammad Saw Sebagai Pedagang
Posted by akhwat on Nov 26, '07 10:39 PM for everyone

Nabi Muhammad Saw dapat dikatakan mulai melakukan kegiatan bisnis sejak usia 12 tahun dengan cara ikut pamannya berdagang. Setelah mencapai usia 15 tahun, beliau dengan bekal pengalaman “magang” berdagang bersama pamannya tersebut kemudian mulai menjual sendiri barang-barang berupa kain, dan lain-lain. Pada usia 25 tahun beliau telah mampu mengumpulkan harta senilai 125 ekor unta yang kemudian dijadikan mahar untuk melamar Siti Khodijah.

Selain Nabi, kelima sahabat Nabi Saw kecuali Ali bin Abi Thalib juga adalah pedagang. Namun ketika para sahabat tersebut diserahi amanat sebagai amirul mukminin, Nabi melarang mereka berdagang dan sebagai gantinya menawarkan dana dari baitul maal untuk nafkah kebutuhan sehari-hari mereka.

Ada beberapa keistimewaan dari praktek perdagangan yang beliau lakukan sebelum diangkat menjadi Nabi dan Rasul. Diantaranya:

1. Muhammad tidak memulai bisnis dengan modal dana. Bahkan pada saat itu beliau sangat miskin.

2. Beliau tidak memulai bisnis dengan memanfaatkan KKN.

3. Beliau tidak memiliki ilmu manajemen yang rumit bahkan beliau saat itu belum bisa membaca dan menulis.

Lalu bagaimana bisa hanya dengan modal sedemikian minimalnya menurut kaca mata orang awam itu beliau berhasil menjadi pedagang yang besar yang sukses bahkan mampu meluaskan usahanya ke seluruh negeri? Ada beberapa tahapan dan kunci utama:

1. Beliau dikenal sebagai Al ‘Amin, orang yang sangat bisa dipercaya. Beliau menggunakan kepercayaan itu dengan bijaksana, tak pernah menyalahgunakannya.

2. Beliau tidak memiliki hambatan mental (mental blocking) dalam melaksanakan usahanya. Hal ini sangat dipengaruhi oleh kepercayaan orang-orang terhadap beliau.

3. Beliau memulai bisnis dengan menguasai pasar terlebih dahulu. Dengan cara ikut pamannya berdagang, beliau mengetahui di mana membeli barang yang murah dan di mana menjual barang dengan harga yang lebih baik.

4. Setelah menguasai pasar, di Madinah beliau kemudian beralih ke sektor industri pertanian, namun masih tetap melaksanakan kegiatan pemasaran produk dari kaum non muslim di sana. Sehingga bisnis kaum Quraisy saat itu masih dibiarkan berkembang.

5. Dengan bertambahnya tenaga kerja, beliau lalu mulai menyusun tata kerja organisasi “perusahaanya”.

6. Akhirnya para penerusnya (di bidang bisnis) mengembangkan usaha ke seluruh pelosok penjuru.

Untuk menjadi seorang pengusaha muslim yang sukses, di bawah ini adalah rahasia berbisnis yang harus dilaksanakan:

1. Jangan pernah bermain-main dengan kejujuran. Kejujuran adalah paling utama. Mencari nafkan bukanlah ditujukan untuk mencari rizqy karena rizqy sudah dijatahkan kepada setiap makhluq. Mencari nafkan adalah menjemput rizqy dengan jalan amal sholeh.

2. Keramahan dan Kelembutan hati. Ingat, hati hanya dapat ditaklukkan dengan kelemahlembutan dan kejujuran, bukan dengan kekerasan. Dengan kelemahlembutan ini juga kita dapat menggerakkan orang lain untuk mau bekerjasama dalam membangun bisnis.

3. Gemar berbuat kebajikan sekecil apapun. Tidak ada kebaikan yang tidak disempurnakan balasannya oleh ALLAH. Jadikan setiap detik menjadi kebaikan.

4. Cakap dan Profesional. Berarti lebih berorientasi pada kredibilitas, bukan hanya pada keuntungan materi. Profesionalisme ini perlu diupayakan walau harus meminta pengorbanan.

5. Inovatif. Berupaya terus menambah pengetahuan dan kemampuan. Tiada hari tanpa penambahan ilmu. Tiada hari tanpa penambahan wawasan. Tiada hari tanpa koreksi.

Dalam berusaha seringkali seseorang membayangkan hasil akhir yang hendak dicapai. Atau seringkali melihat kesuksesan yang telah dicapai oleh pebisnis sukses. Namun seringkali pula terlupa bahwa untuk mencapai hasil akhir berupa kesuksesan itu diperlukan tahapan-tahapan yang melelahkan yang terkadang dapat menjatuhkan niat dan ambisi mencapai sukses itu sendiri. Maka sebaiknya lah JANGAN TERPESONA DENGAN HASIL AKHIR yang hendak dicapai. NIKMATI PROSES yang sedang terjadi. Karena proses akan membentuk kepribadian menjadi pribadi pebisnis yang TANGGUH.

Insya Allah...

04 Juli, 2009

TERNYATA KHUSYU' TAK SESULIT YANG DIBAYANGKAN


Oleh: Lyla Sade


وَاسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلاَّ عَلَى الْخَاشِعِينَ

Jadikanlah sabar dan shalat (doa) sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', (QS. Al-Baqarah 2 : 45)

الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلاَقُوا رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

(yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (QS. Al-Baqarah 2 : 46)

Definisi Khusyuk menurut Al-Qur’an adalah keyakinan akan menemui Allah SWT dan akan kembali kepada-Nya. Tinggal mantapkan suasana hati akan menemui Allah SWT. Jika kita akan menghadap bos saja banyak persiapan, bagaimana mungkin kita merasa biasa saja saat akan menghadap Allah SWT ? padahal kekuasaan, kekuatan dan kasih sayang Allah SWT jauh lebih besar dari bos.

Allah SWT minta kita sabar dan penuh harapan (doa) sebelum shalat. Untuk sementara waktu, istirahatkan otak kiri/logika dan berbagai macam kerjaan, masalah atau urusan agar otak kanan/perasaan semakin menikmati kegiatan lahir dan batin sebelum dan selama shalat.

COBA DULU DAN RASAKAN………
Coba lupakan sementara semua keinginan, urusan dan masalah.
Coba nikmati setiap gerakan shalat.
Coba nikmati dan fahami setiap bacaan shalat.
Coba nikmati pertemuan kita dengan Allah SWT Dzat Yang Maha Segalanya.
Coba nikmati komunikasi batin dan indahnya pemberian Allah SWT selama shalat.

JIKA BELUM MERASA NIKMAT………
Coba terima dulu sekecil apapun rasa nikmat yang ada sekarang.
Coba lama waktu setiap gerakan shalat diperpanjang sampai merasa nikmat.
Coba latihan lagi bagaimana merasakan nikmat dalam shalat-shalat sunnah.
indahnya dan nikmatnya shalatku, amin ya robbal alamin