08 Juni, 2009

Doa Sang Juara...

Suatu ketika ada seorang anak lelaki yang mengikuti sebuah lomba mobil balap mainan. Suasana sungguh meriah siang itu, sebab hari ini adalah babak Final. Hanya tersisa 4 orang dan mereka memamerkan setiap mobil yang mereka miliki. Semuanya buatan sendiri, memang begitulah peraturannya.

Ada seorang anak bernama Upin, mobilnya tak istimewa. Namun ia termasuk 4 anak yang masuk final. Dibanding semua lawanya mobil Upinlah yang paling tak sempurna. Beberapa anak menyangsikan mobil itu untuk berpacu melawan mobil lainnya.

Yah, memang mobil itu tak begitu menarik dengan kayu yang sederhana dan sedikit lampu kedip diatasnya, tentu tak sebanding dengan hiasan mewah mobil lainnya. Namun Upin sangat bangga dengan itu semua, sebab mobil itu buatan tangannya sendiri.

Tibalah saat yang dinantikan. Final Kejuaran balap mobil mainan. Setiap anak mulai bersiap digaris START, untuk mendorong mobil mereka kencang-kencang. Di setiap jalur lintasan terdapat 4 mobil dengan 4 “pembalap” kecilnya. Lintasannya itu berbentuk lingkaran dengan 4 jalur terpisah diantaranya.

Namun sesaat kemudian. Upin meminta waktu sebentar sebelum lomba dimulai. Ia tampak berkomat kamit seperti sedang berdoa. Matanya terpejam dengan tangan yang bertangkup memanjatkan doa. Lalu, semeniti kemudian Ia berkata “ya. Aku siap”

Dor!... Tanda telah dimulai. Dengan satu hentakan kuat, mereka mulai mendorong mobilnya kuat-kuat. Semua mobil itupun meluncur dengan cepat. Setiap orang bersorak sorai, bersemangat, menjagokan mobilnya masing-masing” Ayo..ayo…Cepat-cepat…Maju-majuu”. Begitu teriak mereka.Ahha…sang pemenang harus ditentukan, tali lintasan finishpun telah terlambai. Dan Upinlah pemenangnya. Ya, semuanya senang, begitu juga Upin, semua berucap, dan berkomat-kamit lagi dalam hati “Terima kasih”

Saat pembagian piala tiba. Upin maju kedepan dengan bangga. Sebelum piala itu diserahkan, ketua panitia bertanya “Hai jagoan, kamu pasti tadi berdoa kepada Tuhan supaya kamu menang, bukan?” Upin terdiam “Bukan Pak, bukan itu yang aku panjatkan” kata Upin.

Ia lalu melanjutkan “Sepertinya tak adil aku meminta kepada Tuhan untuk menolongku mengalahkan orang lain” Aku hanya memohon kepada Tuhan, supaya aku jangan menangis jika aku kalah” Semua hadirin terdiam mendengar itu. Setelah beberapa saat, terdengarlah gemuruh tepuk tangan yang memenuhi ruangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Diisi Ya...!