19 Desember, 2009

Kebaikan si Fasik




Ada seorang pria dari Kota Basrah, yang dikenal sebagai orang fasik, meninggal dunia. Tak ada seorang pun yang mau mengurus jenazahnya. Istrinya lalu membayar dua orang untuk memikul jenazahnya ke masjid untuk dishalati. Namun, tak seorang pun mau menshalati.

Akhirnya, sang istri membawanya ke padang luas untuk dikebumikan. Di tempat itu, ada seorang ahli zuhud yang tinggal di gunung. Ia tampak sedang menunggu kedatangan jenazah suaminya. Tersebarlah berita, si zuhud turun gunung untuk menshalati si fulan, hingga mereka keluar dan ikut menshalatinya.

Seusai shalat, penduduk heran, mengapa si zuhud mau menshalati? “Aku mendengar dalam mimpiku, agar aku menshalati si fulan, karena ia diampuni Allah,” jawab si zuhud. “Bagaimana perilaku jenazah semasa hidupnya?” tanya dia kemudian pada sitri jenazah. “Orang mengenal suamiku sebagai ahli maksiat dan sering mabuk.”
“Teliti kembali, apakah dia memiliki kebaikan-kebaikan?”
“Ya, tiga hal: Pertama, bila sadar dari mabuknya di waktu subuh, ia segera mengganti pakaian, berwudhu dan ikut shalat subuh berjamaah. Kedua, di rumah tak pernah sepi dari satu atau dua anak yatim, ia selalu mencarinya. Ketiga, ia pernah sadar dari mabuknya di malam hari, kemudian menangis dan berkata, “Ya Tuhanku, letak neraka Jahannam mana yang kau kehendaki untuk meletakkkan orang terkutuk ini?!” jawab wanita itu tentang suaminya.

Kemudian semua orang yang ada disekitar itu tertegun mendengar penjelasan yang disampaikan oleh istrinya tentang suaminya.

http://hudzaifah.org/Article514.phtml

==============================================================================

Subahanllah, tenyata dalam pandangan Allah kita semua sama. Yang membedakan hanyalah dari kualitas ketakwaan dan amal kebaikan yang kita lakukan selama ini.
Smoga kita semua selalu dipandang mulia di hadapan Allah SWT, karena pandangan manusia bisa saja menipu.
Kalau kita dipandang baik oleh manusia belum tentu Allah juga memandang baik diri kita. Begitu juga sebaliknya.
Karena, apa yang menurut pandangan kita itu baik, belum tentu menurut pandangan Allah itu baik, mungkin bisa saja sebaliknya. Seperti kisah yang telah diterangkan di atas.
Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari kisah di atas.

“Ya Allah, ya Tuhanku, hamba penuh dosa, berlumurkan noda dan khilaf pada-Mu. Ampuni dosaku dan bimbinglah diriku menuju jalan keridhoan-Mu, ya Allah…”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Diisi Ya...!