22 Juni, 2009

Ibunda, kenapa engkau menangis?


Suatu ketika, ada seorang anak yang bertanya kepada ibunya. "Ibu, kenapa engkau menangis?" Ibunya menjawab, "Sebab, ibu adalah seorang wanita, nak." "Aku tak mengeri", kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. "Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti..."

Kemudian anak itu bertanya kepada ayahnya. "Ayah, mengapa ibu mennagis? Sepertinya ibu menangis tanpa ada sebab yang jelas?". Sang ayah menjawab, "Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan."Hanya itu jawaban yang bisa diberikan oleh ayahnya. Lama kemudian, anak itu tumbuh menjadi dewasa dan tetap bertanya-tanya mengapa wanita begitu mudah menangis.

Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan, "Ya Allah, mengapa wanita begitu mudah menangis?"

Dalam mimpinya, Tuhan menjawab,

"Saat kuciptakan wanita, aku membuatnya menjadi sangat utama.
Kuciptakan bahunya, agar dapat menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan lepala bayi yang sedang tertidur.

Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan, dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walaupun seringkali ia kerap menerima cercaan dari anaknya itu.

Kuberikan keperkasaan, yang membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa.

Kuberikan wanita perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun dan situasi apapun. Walaupun tak jarang anaknya itu sering melukai perasaan dan melukai hatinya.

Perasaan itu pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.

Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa-masa sulit, dan menjadi pelindung baginya. Sebab, bukankah tulang rusuk yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak?

Kuberikan kepadanya kebijaksanaan dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa suamu yang baik adalah yang tidak pernah melukai istrinya. Walau, seringkali pula kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, saling melengkapi dan saling menyayangi.

Dan, akhirnya, Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakannya kapanpun ia inginkan. Hanya inilah kelamahan yang dimiliki seorang wanita, walaupun sebenarnya, air mata ini adalah air mata kehidupan."

Maka dekatkanlah diri kita pada sang ibu kalau beliau masih hidup. Karena di kakinyalah kita akan menemukan surga.

Sumber : www.panggah08.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Diisi Ya...!